Selasa, 22 Februari 2011

Rumah L...


Just my stupid experience because of Ms.Z kekeke (she probably know)
                Di suatu hari yang cerah, tidak ada angin tidak ada hujan dan tidak ada tsunami. Dengan senyum paling lebar Ms.I masuk ke kelas seraya berkata dengan logat Makassar “Gem ada kabar gembira ku, mauko tau??”
Dan saya dengan tampang penasaran bercampur geli menatap Ms.I penuh arti. “Huh?? Kenapai??”
“Tidak jadi ki’ latihan kayaknya!!!” itu adalah kata-kata yang paling ingin saya dengar dari mulutnya.
                Tuhan sepertinya mengetuk pintu hati kakak kelas pas* sehingga saya tidak perlu mengikuti latihan di hari yang panas ini. Dan dengan senang hati saya meninggalkan kelas penuh keibutan itu dan menyebrang ke kelas sebelah.
                Saya mendatangi Ms.Z yang sedang berkuat dengan laptopnya bersama Nab* disampingnya.
                “We mauko pergi ke rumahnya L??” saya bertanya seraya memukul bahunya pelan
                L yang dimaksud di cerita ini bukanlah Matsuyama Kenichi pemeran Death Note, tetapi L adalah teman kami yang kelasnya berada di dekat kelas 2. Rumahnya sudah menjadi tempat kabur saat pulang sekolah kami. Kenapa harus rumahnya si-L??? Karena rumahnya yang berada paling dekat, banyak makanannya *popcorn* dan paling penting ada Wifi-nya!!! Kekekeke peace ^-^V
                “Bah mauka juga, tapi ada rapat P**” katanya seraya menatap saya penuh sesal.
                “Deh… padahal mau ka’ ke rumahnya L…”
                “Ohh… atau pergi me ko duluan de rumahnya L, tunggu ma’ di sana!!!”
                “Deh… masa 2 orang ja’ dengan L??? Kabur me ko dari rapat P**
                “Ihh… evil mentong ko kau gem!!!” Ms.Z menatap dengan tatapan sinisnya
Saat pulang sekolah…
                “We jadi ke rumahnya L??” saya masih berkuat dengan pertanyaan yang sama
                “Tanya mi pade dulu L, nanti kau pergi deluan ke sana saya nyusul sudah trapat”
                “Iyo pade, telpon mi sekarang”
                Tuut…
                “Halo… L!!! Bisa ka’ datang kerumahmu???”
                “Hah?? Tidak tau mi juga, mau ka’ pergi ke GTC sama yu**..” kata L di seberang telpon
“Deh… iyo pade tidak usah mi… dada!!!”
Dan akhirnya, saya pulang ke rumah dengan perasaan hampa sendirian di atas becak yang berjalan lamban dibanding kendaraan di samping kanan kirinya. Dan saat saya sedang menunggu angkot yang senantiasa menemani saya selama 3 tahun terakhir, handphone saya bergetar. Di layar tertera nama ‘Z**** Unn’.
“Halo…”
“We di mana meko ini??”
“Ada ma’ di dekat mesjid Al-Markas mau naik angkot”
“Ihh.. mau ko ke rumahnya L?? Katanya tidak jadi ki pergi sama yu**”
Dan hal itu membuat saya shock berat. Kenapa?? Bukannya saya senang pergi ke rumah L?? Tapi masalahnya tidak terletak di senang atau tidak senang, tetapi masalahnya uang yang tersisa LIMA RIBU RUPIAH di kantong saya. Bagaimana mungkin saya bisa pergi ke rumah L dan pulang dengan selamat hanya dengan lima ribu rupiah???
“Mau ka pergi, tapi tinggal lima ribu uangku..”
“Deh… datang meko saja, nanti pinjam uang sama L”
Dan dengan bodohnya saya termakan rayuan Ms.Z yang sepertinya sedang tejangkit virus evil. Sebenarnya saya meng-iyakan karena saya memang malas pulang ke rumah terlalu cepat, tetapi juga malas tinggal di sekolah.
Saya menaiki becak dan pengemudinya mulai mendayung becak sekuat tenaga ke rumah L. Dan tibalah saya di depan rumah L, setelah membayar becak dengan satu-satunya uang yang tersisa saya mengecek handphone dan ternyata saya mendapatkan sms dari Ms.Z.
Tdk jd
Saya berusaha untuk tidak mengerti kata-kata yang tertulis di layar hp saya, dan dengan hati gusar segera menelpon Ms.Z.
“Halo, we apa maksudnya itu tidak jadi??”
“Bah.. tidak jadi ka’ ke sana, katanya L mau ki bersihkan kamar”
“HAH!!! Gila ko?? Ada ma’ di depan rumahnya ine!!!”
“HAH!!! Iyo pade datang ma’ ke sana, masuk meko duluan”
Dengan tampang dongkol saya menelpon L agar membukakan pintu rumahnya, tetapi nomornya tidak aktif, dan sejenak saya berfikir ‘Apakah ini karma?? Atau L berpura-pura tidak mendengarkan telpon dari saya??’ tapi saya segera menepis pemikiran itu. Karena tidak kunjung dibukakan pintu, saya mulai berteriak memanggil nama L berkali-kali. Hingga akhirnya entah di panggilan ke berapa L membuka pintu dengan tampang bingung.
“Kenapai Gem???” mungkinkah L berfikir saya datang untuk meminta sumbangan??? Secara tidak langsung jawabannya iya… memalukan…
Saya masuk dan menceritakan kisah bodoh itu dengan tampang bodoh juga dan L hanya tertawa menanggapinya. L melanjutkan kegiatan main gamenya yang sempat tetunda dan saya hanya bengong meperhatikan L. Karena bosan, saya mulai mengutak atik buku L dan menemukan Marmut Merah Jambu di sana. Dan tenggelamlah saya dalam tiap lembaran buku yang mengocok perut.
Tok..tok
Pintu kamar diketuk dan muncullah orang yang sedari tadi ingin sekali saya gebuk, Ms.Z masuk dengan tampang innocent disertai senyum sumringan. Saya mulai menyembur dia dengan keluhan-keluhan saya, dan responnya hanyalah ‘hehe siapa suruh kau mau datang’ jawaban itu seperti petir menyambar dan angin yang menampar pipi saya.
Tapi satu menit kemudian, kami mulai berkuat dengan laptop Ms.Z seperti tidak ada yang terjadi beberapa saat yang lalu. Kami memulai aktivitas menonton video We Got Married, sementara sang pemilik rumah mulai melayang kea lam mimpinya.
The End
N/b: hahaha ini Cuma cerita dari pengalaman saya baru-baru ini, mungkin tidak begitu mirip karena sudah diberikan sedikit bumbu-bumbu kekeke. Untuk orang-orang yang terlibat dalam cerita ini, jika kalian merasa tersinggung atau tidak suka, silahkan langsung katakana kepada saya. Jika ada pihak yang merasa terganggu maka post ini akan saya hapus dan saya tidak akan membuat post seperti ini lagi.
Tapi sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya!!!!
^-^


Kamis, 17 Februari 2011

Finally

Finally it's done!!!!
Akhirnya setela sekian lama bergulat dengan google, blogger, dan laptop blog ini jadi juga... hehehe

Yah... karena ini posting awal.. gak usah banyak cincong... lah....
Enjoy my blog!!!!