Jumat, 09 September 2011

Peux Vous


Peux Vous

Karena takdir bermain-main dengan cinta. Dan kita terjatuh ke dalam permainannya.


@@@


Bisakah kau melihatku seperti caraku melihatmu?


Hari ini, sama seperti kemarin, dan akan sama seperti esok. Aku akan duduk di tempat yang sama, di depan sebuah café bergaya klasik eropa. Aku akan memandang pada sosok yang sama, sosok seorang pria yang selalu mampu membuat waktuku berhenti saat menatapnya, yang selalu mampu membuatku menarik senyum hanya karena mengetahui dia ada, yang bisa membuat badanku kaku hanya karena bertemu pandang dengannya. Aku akan memiliki alasan yang sama di setiap pagi, untuk bisa bertemu dengannya.


 “Aku selalu bisa menangkap sosokmu di tengah kerumunan pejalan kaki. Dan aku selalu bisa memfokuskan pandanganku hanya padamu. Menatapmu dari jarak puluhan meter. Aku selalu bisa menyadari kehadiranmu, karena aku selalu bisa melihatmu.”


Bisakah kau mengingatku seperti caraku mengingatmu?


Sosoknya sudah terpatri di otakku, dan otakku selalu mengirim bayangannya ke seluruh tubuhku. Aku selalu bisa membayangkan dirinta di saat mataku terbuka ataupun tertutup. Aku selalu bisa memikirkannya disaat aku sendiri atau berada di tengah kerumunan.


“Dan pada suatu hari, saat kau tidak muncul di depan mataku, saat kau tidak melalui jalan di depan café ini, aku menjadi gelisah. Sosokmu menghantuiku, keringat keluar dari pori-pori kulitku. Membayangkan sesuatu terjadi padamu, menghawatirkanmu padahal kau sama sekali tidak memandangku. Karena aku selalu mengingatmu.”


Bisakah kau mencintaiku seperti caraku mencintaimu?


Hari ini awan menjadi mendung, membuat lampu-lampu pertokoan menyala lebih cepat. Aku masih duduk di depan café ini untuk memandangnya. Lalu aku manangkap sosoknya yang sedang tersenyum pada gadis cantik di sisinya.
Dan aku tersenyum miris. Kau mengacaukan hidupku saat aku tidak bisa melihatmu, dan kau menghancurkan hidupku saat kau memandang orang lain seperti caraku memandangmu. Aku ingin menangis tapi air mataku tidak mampu keluar. Menyebabkan leherku tercekat dan terasa sangat sakit.
Seseorang menarikku ke dalam dekapannya. Meremas tanganku dengan kuat, dan mengelus pundakku dengan lembut. Dan tanpa kusadari mataku memanas, tetes-tetes air keluar dari mataku. Aku menyadari sesuatu.


Kau tidak bisa melihatkuku seperti caraku melihatmumu.
Kau tidak bisa mengingatku seperti caraku mengingatmu.
Dan kau tidak bisa menciantaiku seperti caraku mencintaimu.


@@@


Aku selalu bisa melihatmu seperti caramu melihatku.


Aku selalu melihatmu, duduk di bangku café bergaya klasik eropa. Sambil menatap lurus ke arah jalan tempatku berdiri sekarang. Kau melihatku melalui matamu yang jernih, membuat hatiku mencelos girang. Kau selalu tersenyum saat aku berada di sekitarmu, membuatku terbius oleh senyum manismu. Dan darahku mendesir di kepala saat mata kita saling bertemu.


Aku selalu bisa mengingatmu seperti caramu mengingatku.


Bayanganmu sudah terlukis di otakku. Aku selalu bisa mengingat sosokmu yang sempurna di mataku. Dan suatu hari aku tidak bisa melihatmu. Aku berlari secepat mungkin, melalui kerumunan orang yang sedang berjalan dan berkali-kali meminta maaf karena telah menabrak mereka. Aku berdecak kesal saat mendapati kursimu diduduki oleh orang lain. Dan pikiran buruk membayangiku, karena aku selalu mengingatmu.


Aku selalu bisa mencintaimu lebih dari caramu mencintaiku.


Kali ini segalanya berbeda. Angin membawa awan hitam yang memaksa matahari meredupkan sinarnya, sehingga lampu pertokoan menyala lebih cepat. Aku berjalan bersama sahabatku yang baru kembali dari England. Aku tersenyum senang padanya saat mengetahui dia akan menetap di Paris. Kemudian pandanganku jatuh pada sosokmu yang berada dalam pelukan seorang pria. Kau terlihat sangat nyaman bersamanya, membuat hatiku luluh lantah.


Aku tersenyum miris pada diriku sendiri. Aku selalu memandangmu seperti caramu memandangku, aku selalu mengingatmu seperti caramu mengingatku, dan aku selalu mencintaimu lebih dari caramu mencintaiku.
Tapi, aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku seperti dia mengungkapkan perasaannya padamu.


Karena takdir bermain-main dengan cinta. Dan kita terjatuh ke dalam permainannya.