Kamis, 17 Maret 2011

Abu-abu

Dunia ini gelap...
Segalanya abu-abu dengan cahaya lampu yang temaram.


Sepanjang jalan adalah rumah dan toko, bahkan ada cafe. Seharusnya ada kehangatan di sana, tapi yang tampak oleh mata hanyalah abu-abu. Jendela ditutup rapat-rapat, gordennya hitam dan usang. Jangankan mengintip ke dalam, cahaya saja tidak bisa menembusnya. Di ujung jalan terdapat dua menara tinggi yang terlihat congkak. Tinggi dibandingkan bangunan lain di sekitarnya. Tetapi tetap saja sama, abu-abu yang menyedihkan.

Dan hening. Hening yang ganjil di tempat yang abu-abu. Hening sehingga desah nafas terdengar seperti hembusan angin topan. Tapi hening ini ganjil, hening tetapi penuh dengan bisik-bisik yang tak dapat didengar. Hening, tapi sesungguhnya disana ada banyak mata memandang.

Semua mata abu-abu itu memandang pada sebuah aston martin silver yang terparkir di depan bangunan bergaya klasik dengan dinding semen yang terkelupas termakan usia.

Kemudian seorang pria dengan mantel tebal berwarna krem keluar dari onggokan besi mewah tersebut dia mengetuk pintu bangunan klasik itu tiga kali. Dan seorang pria penuh masalah keluar dari bangunan itu. Terlihat jelas dari wajahnya yang kurus dan tidak terawat. Bahkan kau dapat melihat urat-urat dibawah kulitnya yang tipis dan pucat. Dia menggunakan piama lusuh berwarna merah, tersenyum penuh bahagia pada pria bermantel didepannya. Tapi sebelum senyum itu terhapus dari wajahnya peluru shoot gun sudah bersarang di kepala pria tersebut.

Dan aston martin melaju pergi bersama pria bermantel sebagai pengemudi. Dan pasang-pasang mata yang menyaksikannya tetaplah abu-abu. Kembali mengunci pintu dan jendela rapat-rapat. Membiarkan segalana tertimbun oleh abu-abu.

0 komentar:

Posting Komentar