Mungkin semuanya
tidak akan menjadi sesulit ini jika dulu aku tidak menginjakkan kaki di tempat
itu.
Mungkin semuanya
tidak akan menjadi sesakit ini jika dulu aku tidak bertemu dengan kamu.
Mungkin aku tidak
akan merasa sesesak ini jika kita tetap tidak saling bicara, seperti dulu.
Tapi Tuhan
menginginkan hal ini terjadi, membuat takdir membawa kita ke keadaan sesulit
ini. Mungkin bukan kita, mungkin cuma aku yang terjerat di takdir ini,
sementara kamu bebas tanpa mengetahui apa-apa, tapi mungkin juga tidak. Siapa
yang tahu?
Kenapa dinamika
hidup ini begitu drastis, dulu aku bahkan tidak peduli padamu, dan kamu pun
begitu. Dulu aku ada di jalanku sendiri, dan kamu pun begitu. Tapi takdir malah
menyatukan 2 jalan itu, dan membuat kita harus selalu bertemu dan berjalan
beriringan.
Mengapa dulu aku
harus menatap matamu? Menatap mata teduh yang membuatku hanyut di dalamnya?
Mengapa dulu aku
harus menatap lurus ke dalam matamu yang memancarkan sinar yang menyilaukan
itu? Dan sekarang aku tidak bisa berpaling dari mata itu. Mata yang selalu
menatapku dengan jahil tapi selalu membuat hatiku melonjak-lonjak bahagia.
Tapi, seandainya
dulu kita tidak saling bertemu, seandainya dulu kita tidak saling berbicara,
apakah semua perasaan bahagia yang kurasakan saat bersamamu juga akan
menghilang?
Jadi, apakah ini
memang yang terbaik untuk kita berdua?
0 komentar:
Posting Komentar